Selasa, 11 Maret 2025

Penanganan Holistik Korban Persekusi dapat Kurangi Radikalisme Baru

Redaksi - Selasa, 19 September 2023 11:38 WIB
302 view
Penanganan Holistik Korban Persekusi dapat Kurangi Radikalisme Baru
Foto: Ist/harianSIB.com
Pdt Dr Jefry Kurniawan Korua SSos MPd
Medan (SIB)
Pdt Dr Jefry Kurniawan Korua SSos MPd di Medan, Senin (18/9), mengatakan, penanganan holistik korban persekusi dapat mengurangi radikalisme baru dari anggota kelompok. Sebaliknya, bila penanganan kurang tepat maka dapat menimbulkan hal-hal kontraproduktif.
“Itu sebabnya, penanganan korban persekusi harus mengutamakan kasih,” ujarnya di jeda pengukuhan Badan Pengurus Daerah (BPD) Sumatera Utara - Aceh (SUA) Gereja Bethel Indonesia (GBI) periode 2023-2027 di Emerald Garden Hotel Medan.
Yang dimaksudkannya sebagai radikalisme baru adalah munculnya sikap fanatisme dari orang-orang muda yang menjadi korban persekusi. “Perasaan dan hati orang-orang muda itu yang perlu diobati,” sebut gembala jemaat yang menyelesaikan pendidikan sarjana dari Universitas Indonesia tersebut.
Pdt Jefry Korua mengadakan studi mengenai kehidupan kelompok milenial dewasa ini khususnya dalam menghadapi persoalan sekuler. Mulai dari persekusi, perkembangan teknologi hingga artificial intelligence. Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam disertasinya hingga mendapat gelar Doktor Theologi Pascasarjana Sekolah Tinggi Bethel Indonesia - Jakarta pada 6 September di Ibu Kota.
Ia menyarankan, korban persekusi misalnya jemaat gereja dalam ibadah, tidak mem-blow up hingga menimbulkan rasa luka yang dalam. “Jika luka yang dalam itu tidak terobati, ada kemungkinan si korban persekusi dengan mudah merealisir fanatisme sempit bahkan ‘radikalisme’ dalam tanda petik ya,” tegasnya.
Menurutnya, apapun dalihnya, radikalisme tidak positif yang dapat dapat merusak tatanan kehidupan. “Tak semata dari tatanan kehidupan tapi juga merembet ke segi perekonomian serta sendi kehidupan kemanusiaan lainnya,” tegasnya.
Gembala Jemaat GBI Bunga Raya - House of Metanoia Jalan Bunga Raya II 1C Asam Kumbang, Medan Selayang, Medan, Sumatera Utara itu menyarankan, para korban persekusi khususnya jemaat, ‘melepaskan’ rasa tertekan dan sakit karena menjadi korban.
“Sebagai orang Kristen, kan harus memaafkan. Memaafkan secara psikologi akan mendatangkan kekuatan. Apalagi atas keyakinan bahwa memaafkan cara terbaik membangun persaudaraan berdasarkan kasih,” simpulnya.
Ia menyarankan, lembaga-lembaga keumatan menangani para korban persekusi secara obyektif realistis dan holistik. “Memang yang paling baik adalah preventif. Jangan ada lagi sikap persekusi itu,” tutupnya. (R10/c)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru