Kantor BPN Sumut kembali didemo ratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Pejuangan Agraria (APARA), Selasa (27/9/2022).
Massa APARA terdiri dari organisasi masyarakat dan petani, lembaga swadaya masyarakat dan para mahasiswa menuntut agar permasalahan tanah di Sumut segera diselesaikan.
Mereka juga meminta agar kriminalisasi para pejuang agraria dihentikan dan segera tangkap mafia tanah.
Setelah berembuk dengan pihak BPN Sumut, akhirnya ada 15 orang perwakilan yang diizinkan bertemu dengan Kakanwil BPN Sumut, untuk menyampaikan tuntutan secara langsung.
Jonas Sihombing, ketua Forum Tani Sejahtera Indonesia (FUTASI) salah satu organisasi masyarakat tani yang ikut serta dalam aksi demo mengatakan mereka sedang memperjuangkan tanah yang ada di Pematangsiantar.
"Kami menuntut permasalahan tanah di Sumut terkhusus di Pematangsiantar segera diselesaikan," ujarnya.[br]
Menurut Sihombing, tanah yang didaftarkan ke BPN Pematangsiantar sudah mereka perjuangkan sudah didiami masyarakat selama 18 tahun.
"Sudah dipertanyakan beberapa kali ke BPN Pematangsiantar tentang tanah yang didiami sekitar 200 Kk yang didalamnya ada rumah ibadah (masjid dan gereja) serta tanah wakaf," tandasnya.
Ia berharap dengan disuarakannya tuntutan mereka di BPN Sumut, persoalan tanah tersebut dapat terselesaikan.
Tampak personel polisi dari Polrestabes Medan dan Polsek Medan kota berjaga-jaga di depan pagar kantor BPN Sumut dan sebagian mengatur arus lalu lintas di seputaran Jalan Brigjend Katamso Medan.
Sikap Humanis kebali ditinjukkan personel polisi saat mengawal aksi demo. Kali ini beberapa Polisi Wanita (Polwan) membagikan air minum kepada peserta aksi demo. Dengan ramah dan sabar ditengah terik panas mereka membagikan air mineral.
Sampai berita ini duturunkan, peserta aksi masih berorasi sembari menunggu 15 rekan mereka keluar dari kantor BPN Sumut. (*)
