Medan (SIB)
Gereja HKBP Distrik X Medan-Aceh melaksanakan sinode distrik, Rabu-Kamis (10-11) Pebruari di Sopo Godang Gereja HKBP Sudirman. Praeses Distrik X Pdt Henri Napitupulu MTh mengatakan, sinode ini dimulai dari diskusi melalui rencana strategis (renstra) pelayanan selama 4 tahun ke depan. Tim renstra akan menggodok apa yanga akan dilakukan, baik dari sisi program maupun anggaran sesuai amanah turunan dari kantor pusat HKBP melalui rapat pimpinan, rapat praeses dan MPS (Majelis Pekerja Sinode).
Secara khusus, Distrik X bergelut memikirkan program 1 tahun ini terlebih bagaimana HKBP Distrik X Medan-Aceh melayani di tengah-tengah pandemi covid. Gereja tidak serta merta tidak jadi lemah, tapi makin kuat di dalam pelayanannya. Distrik juga mendiskusikan memutuskan anggaran tahun 2021 sebesar Rp 250 juta.
“Amanah Ephorus, pimpinan HKBP dan MPS, Distrik X berupaya menyelamatkan dana pensiun HKBP. Kita sudah memutuskan, seluruh pelayan penuh waktu akan memberikan minimal 1 bulan gaji pokok ke dana pensiun HKBP. Kita harapkan ada yang 2 bulan atau 3 bulan sesuai sukacitanya memberi,†terang Pdt Henri.
Selain itu, rapat sinode telah memilih tim peduli dana pensiun HKBP, di antaranya Dr RE Nainggolan, Dr Maruli Siahaan dan tokoh-tokoh HKBP lainnya bersama-sama bahu membahu menyelamatkan dana pensiun HKBP. Seluruh peserta sinode berusaha bersama-sama bergotong royong menyelamatkan dana pensiun HKBP. Ada banyak yang harus dibekali di Distrik yang beranggotakan 67 resort ditambah 1 resort persiapan, melayani lebih terbuka sesuai arahan dan petunjuk Ephorus dan pimpinan HKBP lainnya.
Tentang pastoral di masa pandemi, Praeses Henri Napitupulu mengemukakan, pihaknya dari distrik akan melakukan pastoral bersama-sama ke gereja-gereja pagaran (cabang), khususnya jemaat kecil yang tidak pernah dikunjungi distrik karena banyaknya pelayanan dan besarnya distrik ini.
“Setiap minggu nanti, pelayan di distrik mencari gereja yang belum pernah dijangkau distrik. Minggu kemarin saya melayani di gereja HKBP Sumur Batu di Resort Serdang Ujung. Sejak berdiri tahun 1957, gereja itu belum pernah dikunjungi praeses. Kini kami menyentuhnya lewat pelayanan dan para jemaat sangat bangga, sukacita dan terharu bisa dikunjungi praesesnya,†tuturnya.
Tokoh HKBP Dr Maruli Siahaan juga mengatakan hal yang sama seperti dikatakan Praeses Pdt Henri Napitupulu. Jemaat HKBP Sei Agul ini meyarankan agar distrik bisa menjangkau pagaran. Agar pelayan-pelayan di distrik bisa menjangkau semua gereja. Untuk pelayanan, dia menyarankan agar Distrik X fokus juga pada pemuda-pemudi gereja. Karena pemuda adalah gereja masa depan, sehingga mereka harus dibekali dengan iman yang cukup agar kuat menapak masa depan.“Bagaimana pastoral pelayan HKBP ini lebih digiatkan untuk kaum pemuda, melalui zoom meeting juga baik,†tuturnya.
Terkait dana pensiun HKBP, Maruli Siahaan mengatakan, apakah dengan menyelesaikan dana Rp 116 miliar dana pensiun itu bisa selesai semua permasalahan. Perlu dibangun komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Di mana sebenarnya permasalahan ini, mulai dari Rp 99 miliar sampai tambah bunganya sampai Rp 20 miliar. Bagaimana ini, perlu kita cek,†ungkapnya. Sinode Distrik X ini diikuti 217 peserta terdiri dari pendeta resort, utusan sintua dan utusan jemaat. (M10/f)
Sumber
: Hariansib edisi cetak