- Home
- Marsipature Hutanabe
- Miliki Empat Pusat Episentrum Gempa Tektonik, Jadikan Taput Rawan Bencana
Miliki Empat Pusat Episentrum Gempa Tektonik, Jadikan Taput Rawan Bencana
Kamis, 16 Januari 2014 11:19 WIB
Tapanuli Utara (SIB)- Di Tapanuli Utara (Taput) ada empat pusat episentrum gempa tektonik. Dengan kondisi ini, wilayah Tapanuli Utara termasuk daerah rawan bencana alam. Namun selama tahun 2013 angka terjadinya bencana alam di wilayah ini tergolong sangat minim.
Kondisi rawan bencana gempa bumi di daerah Tapanuli Utara itu dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Taput Tumbur Hutabarat menjawab SIB, Senin (13/1), di ruang kerjanya. Empat daerah yang menjadi pusat episentrum gempa tektonik di Tapanuli itu antara lain Pahae Jae, Pahae Julu, Simangumban dan Tarutung.
Hidup berdampingan dengan alam yang sulit diramalkan, kata dia, bukanlah menjadi momok yang harus dihindari. Dengan rutin melakukan pendataan di wilayah-wilayah potensial terjadi gempa, setidaknya menjadi modal penting menghadapi peristiwa alam itu.
“Pendataan yang up to date dan koordinasi lintas instansi kerap kami lakukan untuk selalu berjaga-jaga. Sepanjang semua dalam pantauan dengan data yang akurat, bisa membantu hidup berdampingan dengan kondisi alam,” ujar Tumbur.
Ditanya soal upaya penanggulangan ruas jalan menuju Pahae yang diduga selalu rusak akibat berada pada sesar aktif, Tumbur mengatakan ruas jalan itu dalam pantauan Provinsi Sumatera Utara karena berada dalam ruas jalan propinsi.
“Sebatas koordinasi pasti kami lakukan. Tapi kewenangan ada di Pemprovsu,” ujarnya. Selain gempa, longsor dan angin puting beliung juga berpotensi terjadi di wilayah Taput. Cuaca ekstrim dan juga terjadinya penebangan hutan selama ini diduga kuat penyebab bencana alam itu. (C8/h)
T#gs
Kondisi rawan bencana gempa bumi di daerah Tapanuli Utara itu dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Taput Tumbur Hutabarat menjawab SIB, Senin (13/1), di ruang kerjanya. Empat daerah yang menjadi pusat episentrum gempa tektonik di Tapanuli itu antara lain Pahae Jae, Pahae Julu, Simangumban dan Tarutung.
Hidup berdampingan dengan alam yang sulit diramalkan, kata dia, bukanlah menjadi momok yang harus dihindari. Dengan rutin melakukan pendataan di wilayah-wilayah potensial terjadi gempa, setidaknya menjadi modal penting menghadapi peristiwa alam itu.
“Pendataan yang up to date dan koordinasi lintas instansi kerap kami lakukan untuk selalu berjaga-jaga. Sepanjang semua dalam pantauan dengan data yang akurat, bisa membantu hidup berdampingan dengan kondisi alam,” ujar Tumbur.
Ditanya soal upaya penanggulangan ruas jalan menuju Pahae yang diduga selalu rusak akibat berada pada sesar aktif, Tumbur mengatakan ruas jalan itu dalam pantauan Provinsi Sumatera Utara karena berada dalam ruas jalan propinsi.
“Sebatas koordinasi pasti kami lakukan. Tapi kewenangan ada di Pemprovsu,” ujarnya. Selain gempa, longsor dan angin puting beliung juga berpotensi terjadi di wilayah Taput. Cuaca ekstrim dan juga terjadinya penebangan hutan selama ini diduga kuat penyebab bencana alam itu. (C8/h)
Berita Terkait
-
Headlines
Korban Meninggal Gempa Ambon Jadi 20 Orang, 152 Luka-luka
-
Dalam Negeri
Gempa Magnitudo 4,1 Guncang Banjaran Bandung
-
Headlines
Polisi Ungkap Jejaring Korupsi Dana Rehab Masjid Terdampak Gempa NTB
-
Dalam Negeri
PNS Kemenag Kena OTT Dana Bangun Masjid Pascagempa NTB
-
Dalam Negeri
Rawan Gempa-Tsunami, Pesisir Malang Hanya Punya Sirine Manual
-
Headlines
Gempa M 7,1 di Sulut dan Filipina, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami di RI
Komentar
Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments