Hal itu dikatakan Sekertaris Dinas Pertanian Tapanuli Utara (Taput), David P Sipahutar didampingi sejumlah stafnya kepada SIB di ruang kerjanya, Selasa (11/6).

Menurutnya, program bantuan alsintan berdampak nyata terhadap pembangunan pertanian di daerah pinggiran dan mampu menekan biaya operasional 35% hingga 48% dalam produksi petani. "Dulu tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani membajak sawahnya 1 hektare berhari-hari, tapi ini cukup 2-3 jam saja,"ujarnya

David mengatakan 5 tahun terakhir (1 periode) pemerintahan Bupati Taput Nikson Nababan bantuan alsintan yang diperoleh Pemkab Taput ada 1500 unit dengan berbagai jenis alsintan yakni mesin pemanen padi sawah dan padi gogo meliputi combain alvester besar, combain alvester sedang dan combain alvester kecil serta power treaser (alat mesin perontok padi), handtractor pengolah lahan sawah maupun darat dan paddy mower (alat pemotong padi).

"Program mekanisasi pertanian ini benar-benar nyata meningkatkan pendapatan petani, juga mempercepat proses tanam. Bahkan meningkatkan minat masyarakat untuk bertani sebab mengeluarkan sedikit biaya dan waktu tanam bisa lebih cepat," ujarnya.

Sementara itu para petani di Kecamatan Siborongborong, Muara, Parmonangan, Sipahutar, Pangaribuan dan Garoga ketika dijumpai mengaku sangat terbantu dengan bantuan yang disalurkan melalui APBN dan APBD tersebut. "Semua mesin sudah beroperasi dan digunakan petani semaksimal mungkin,"kata Rido, petani Muara.

Mereka juga mengaku para petani sama-sama memiliki hak menggunakan mesin. "Terus terang ini sangat bermanfaat sekali bagi kami yang sehari-hari bertani. Kami juga sangat senang dan bersyukur karena produksi pertanian kami meningkat,"kata mereka. (G01/t)