Tanjungbalai (SIB)- Meskipun Pemko Tanjungbalai tidak menyatakan larangan maupun mengijinkan pendirian bangunan di atas lahan eks kebakaran, sejumlah warga korban kebakaran mulai mendirikan rumah sederhana demi untuk tempat berteduh, Selasa (11/2).
Sekitar 180 rumah warga di Jalan Rukun Lingkungan V Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan TB Utara Kota Tanjungbalai, Minggu (26/1) pagi hangus terbakar. 250 Kepala Keluarga dengan 1030 jiwa menjadi korban dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Hasil musyawarah Pemko dengan Tim 11 (perwakilan korban kebakaran), untuk sementara diperbolehkan mendirikan bangunan sederhana sebelum Pemko Tanjungbalai mereklamasi lokasi eks kebakaran yang anggaran kegiatannya sebesar Rp1 miliar telah ditampung di R-APBD TA 2014 Kota Tanjungbalai.
Sejak beredarnya informasi rencana penataan lokasi eks kebakaran, sejumlah korban kebakaran mulai resah dan berpikir untuk mendirikan bangunan. “Memang dibolehkan kalau untuk membuat gubuk sederhana untuk tempat tinggal, tapi hanya sementara.
Untuk membangun rumah konstruksi kayu saja butuh dana jutaan rupiah. Begitu ditempati takutnya ada perintah penggusuran, duit habis tempat tinggal di runtuh mau kemana lagi kami mencari tempat tinggal.
Kami ini nelayan harus dekat dengan sungai. Harapan kami Pemko mencari solusi sesuai profesi kami sebagai nelayan sehingga kami yang susah ini tidak lagi diberatkan dengan masalah yang pelik ini,†ujar Hamid dan Rijal dua warga korban kebakaran yang kini tinggal di rumah kerabatnya berharap rencana pembangunan rumah nelayan segera terwujud di lokasi eks kebakaran.
Amatan SIB, Selasa (11/2) sejumlah rumah kayu berdinding tepas (terbuat dari anyaman bambu) yang sangat sederhana mulai didirikan warga di lokasi eks kebakaran.
“Kami pasrah kalau memang pemerintah menggusur kami suatu saat nanti. Kami hanya orang yang lemah dan tak berdaya, tapi kami butuh hidup yang layak meskipun sederhana.
Kami tak ingin membebani kerabat dan tetangga kami yang hidup senasib dengan kami. Insya allah Pemko Tanjungbalai mengerti dan memahami apa yang kami alami,†kata Edi.
Hingga Selasa (11/2), masih ada warga korban kebakaran yang tinggal di tenda darurat bantuan Kementrian Sosial Republik Indonesia, sebagaimana yang dialami Nek Zunah bersama suami dan cucunya.
“Mau mendirikan rumah tak ada duit, terpaksalah kami di tenda ini tinggal selagi pemiliknya masih memberikan ijin,†tutur Nek Zunah pasrah menjalani sisa – sisa hidup di hari tuanya dan tetap sabar menghadapi cobaan yang menimpa dirinya.(D22/ r)