Humbahas (SIB)
Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap memberkati patung
Yesus Kristus Sang Penyelamat di
Sibeabea, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Kamis (19/9).
Sebelumnya, miniatur patung Yesus di
Sibeabea itu telah diberkati oleh
Paus Fransiskus di Kedutaan Besar Tahta Suci Vatikan di Jakarta pada 6 September 2024 lalu, saat akhir kunjungan Apostoliknya ke Indonesia.
Baca Juga:
Sebagai ucapan rasa syukur atas selesainya pembangunan dan pemberkatan patung itu, Pengurus Yayasan Jadilah Terang Danau Toba sebagai pengelola tempat wisata religi itu menggelar ibadah ucapan syukur yang dipimpin oleh
Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap.
Acara itu dihadiri langsung Ketua Dewan Pembina Yayasan Jadilah Terang Danau Toba, Sudung Sitomorang, SH MH dan istri Nila Panjaitan beserta keluarga besarnya, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, Uskup Agung Palembang Mgr Fransiskus Yohanes Harun Yuwono, Uskup Agung Sibolga Mgr Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga.
Baca Juga:
Hadir juga, Bupati Samosir Vandiko T Gultom, Kajari Samosir Karya Graham Hutagaol SH MHum, Wakil ketua DPRD Samosir Pantas Marroha Sinaga, Praeses HKBP Distrik VII Samosir Pdt. Rein Justin Gultom, mantan Bupati Samosir yang juga anggota DPR RI terpilih Rapidin Simbolon, para tokoh lintas agama, dan undangan lainnya.
Ketua Panitia Syukuran Pemberkatan atas selesainya pembangunan patung Yesus Kristus Penyelamat
Sibeabea, Pastor Moses Elias Situmorang OFMCap dalam sambutannya menjelaskan, pembangunan tempat wisata religi
Sibeabea diprakarsai oleh Sudung Situmorang selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Jadilah Terang Danau Toba bersama Dr Alamson Situmorang, tokoh masyarakat dengan moderator rohani dia sendiri.
Pembangunan tempat wisata tersebut kata dia, terbuka bagi siapa saja, dan dimulai pada tanggal 17 Juni 2018 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Sudung Situmorang bersama Drs Rapidin Simbolon yang saat itu menjabat sebagai Bupati Samosir.
Lebih lanjut dijelaskannya, tinggi patung itu adalah 61 meter. Angka itu merupakan sebuah simbol yang mengingatkan kita akan hari penciptaan dan sabat. Di mana 6 hari Tuhan menciptakan bumi dan mahkota ciptaan yakni manusia dan pada hari ketujuh, mengajak manusia untuk memuji dan memuliakan namanya.
Sementara itu, Bupati Samosir Vandiko T Gultom dalam sambutannya mengucapkan selamat atas diberkatinya patung dan wilayah itu oleh
Paus Fransiskus. Tentunya, kata dia, dengan adanya pembangunan
Sibeabea itu sudah menjadi ikon pariwisata baru bagi Kabupaten Samosir, dan kehadirannya telah membawa dampak bagi pariwisata dan perekonomian bagi masyarakat Kabupaten Samosir.
"Untuk sekedar diketahui, bahwa tahun lalu, 1 juta lebih wisatawan memecahkan rekor berkunjung ke Kabupaten Samosir. Tentu ada andil dari
Sibeabea dalam kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Samosir," ucapnya.
Dia juga menyampaikan, bentuk dukungan pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat untuk pengembangan kawasan
Sibeabea masih terus berlanjut. Kata dia, saat ini sedang berlangsung pembangunan penataan Siabeabea tahap 2 dari Kementerian PUPR dengan pagu anggaran kurang lebih Rp 9 miliar, dan juga pembangunan Dermaga
Sibeabea oleh Kementerian Perhubungan, PUPR senilai Rp 3,9 miliar lebih.
Sementara itu Ketua Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC usai acara kepada wartawan menjelaskan, kehadiran patung
Yesus Kristus Sang Penyelamat Sibeabea ini merupakan suatu mujizat bagi masyarakat Sumatera Utara, khususnya masyarakat Samosir.
Dijelaskannya lagi, bapak Paus Frasiskus berkenan memberkati dan menandatanginya, karena proyek patung ini bukanlah proyek agama tertentu, tetapi proyek persaudaraan yang mengatasai agama-agama tertentu.
"Ini bukan cuma untuk umat Kristen saja manfaatnya, tetapi juga untuk masyarakat di sini. Maka bersyukur, ini akan menjadi kebanggaan Provinsi Sumatera Utara khususnya Kabupaten Samosir. Mudah-mudahan dengan Yayasan Jadilah Terang Danau Toba, sungguh Danau Toba ini menjadi orientasi refensi untuk seluruh Indonesia, bagaimana alamnya untuk tetap lestari, masyarakatnya tetap maju, moderitasnya tetap berkembang, kebudayaannya dan kerukunannya tetap terjaga, kehidupan dan kerukunan beragamanya menjadi contoh agama satu sama lain, sehingga itulah harapan Paus juga mengatasi sekat-sekat keagamaan," ucapnya. (**)