Sidikalang (SIB)
Seratusan masyarakat dari lingkar tambang PT Dairi Prima Mineral (PT DPM) di Kecamatan Silima Punggapungga Dairi menggelar aksi damai, Rabu (24/8) di depan kantor bupati.
Aksi damai masyarakat didampingi Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK) dan Petrasa. Orator bergantian menyampaikan aspirasi agar SKKLH No. 731 tahun 2005 dicabut dan minta bertemu dengan Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu.
Tioman Simangunsong dan Op Josua Br Silalahi menyampaikan orasinya, pihaknya menolak keberadaan tambang timah hitam di Kecamatan Silima Punggapungga, karena masyarakat hidupnya dari pertanian. Tolak tambang bukan tidak ada alasan, dimana Dairi merupakan daerah rawan gempa.
Kemudian katanya, pembangunan tailing nantinya akan berdampak buruk bagi masyarakat, karena tidak jauh dari permukiman.
"Sejak dulu Dairi terkenal dengan kopi, durian, nilam dan lainnya. Jadi kami bangga dengan pertanian, bukan tambang," ungkapnya.[br]
Sembari menyampaikan orasi, massa juga menunggu kehadiran bupati, untuk menemui massa. Namun, bupati tidak kunjung datang.
"Kami sudah beberapa kali melakukan aksi damai, tapi bupati tidak pernah datang menemui massa, yang merupakan masyarakatnya," ucap Tioman.
Pihaknya ingin menyampaikan aspirasi langsung kepada bupati, karena diyakini masyarakat Dairi tidak akan sejahtera dari tambang. Bahkan lanjut mereka, Jalan Sidikalang- Parongil sudah rusak berat, akibat tambang tersebut.
Sementara itu, Antoni Sihombing mengatakan, bupati jangan pengecut, menemui masyarakat saja tidak mau. Jangan sewaktu Pilkada, selalu meminta tolong untuk dipilih.
Bupati tak kunjung datang, massa pengunjuk rasa membentangkan spanduk besar, dan meletakkan kursi/ sofa dan menbawa boneka dengan gambar wajah Bupati Dairi. Kemudian pengunjuk rasa melakukan aksi melakban mulut, menggambarkan bupati tidak pernah menemui dan menerima aspirasi masyarakat penolak tambang.(B3/c)
