Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 03 Juli 2025

Tabrak Kapal Nelayan, Iran "Bajak" Kapal Tanker Inggris

- Senin, 22 Juli 2019 21:02 WIB
432 view
Tabrak Kapal Nelayan, Iran "Bajak" Kapal Tanker Inggris
AP Photo
Inilah kapal tanker berbendera Inggris milik firma Swedia, Stena Impero, yang ditahan Iran. Penahanan ini terjadi beberapa jam setelah pengadilan di Gibraltar memperpanjang 30 hari penahanan terhadap kapal tanker Iran yang disita otoritas Inggris dua ming
Teheran (SIB) -Iran mengabaikan seruan sejumlah negara Eropa untuk membebaskan kapal tanker Stena Impero berbendera Inggris. Penahanan kapal tanker itu membuat Inggris mengecam langkah tersebut dan memanggil seorang diplomat senior dari negara tersebut. Korps Pengawal Revolusi Islam mengatakan mereka merebut Stena Impero karena melanggar aturan maritim internasional di Selat Hormuz.

Seperti dikutip dari AFP, Sabtu (20/7), kapal tanker itu ditahan di pelabuhan Bandar Abbas karena diduga gagal menanggapi panggilan darurat dan mematikan transponder setelah bertabrakan dengan kapal penangkap ikan. Penyelidikan atas insiden telah dilakukan pihak berwenang Iran.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan tindakan negaranya di Teluk Persia untuk menegakkan aturan maritim internasional. "Adalah Iran yang menjamin keamanan Teluk Persia & Selat Hormuz. Inggris harus berhenti menjadi aksesori bagi #EconomicTerrorism of AS," tulisnya di twitter.

Namun hasil rekaman audio menunjukkan kapal perang Inggris yang tengah berada di Selat Hormuz memerintahkan Garda Revolusi Iran agar tidak mendarat di kapal tanker Stena Impero sebelum dibajak. Dalam rekaman itu terdengar kapal perang Iran memerintahkan kapten kapal Steno untuk "segera mengubah haluan."

"Anda akan selamat jika anda mematuhinya. Ubah haluan anda segera. Saya ingin memeriksa kapal demi keselamatan," kata pihak Iran. Namun kapal HMS Montrose membalasnya dengan meminta pihak Iran tidak merusak, menghalangi atau menghambat jalannya kapal Stena Impero. "Harap konfirmasikan bahwa Anda tidak bermaksud melanggar hukum internasional dengan mencoba turun ke kapal," kata kapal perang Inggris.

Namun pihak militer Iran tidak mengindahkannya. Beberapa menit kemudian pasukan khusus Iran terlihat turun dari sebuah helikopter sebelum kemudian membawa kapal Stena Impero menuju perairan Iran.

Penahanan kapal tanker Inggris ini terjadi beberapa jam setelah pengadilan di Gibraltar mengatakan akan memperpanjang 30 hari penahanan terhadap sebuah kapal tanker Iran yang disita otoritas Inggris dua minggu lalu. Kapal tersebut ditahan dengan tuduhan melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.

Sementara di London, Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan telah memanggil petugas administrasi Iran pada Sabtu ini. Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan penyitaan kapal tanker itu menunjukkan tanda-tanda Iran mungkin memilih langkah berbahaya yang ilegal dan mengganggu stabilitas. Adapun sebelumnya Jerman dan Prancis telah mendesak Iran untuk melepaskan kapal tanker berbendera Inggris itu.

Kementerian Luar negeri Jerman menganggap penangkapan kapal Stena Impero itu turut memperparah ketegangan relasi negara Barat dengan Iran. "Tindakan semacam itu meningkatkan ketegangan di kawasan Teluk," kata Kementerian Luar Negeri Perancis menambahkan. Kedua negara itu juga mengutuk penyitaan kapal asing lainnya yaitu kapal berbendera Panama, Riah, dengan tuduhan menyelundupkan bahan bakar dari Iran. Pemilik Stena Impero yang berasal dari Swedia, Stena Bulk and Northern Marine Management, mengatakan kapalnya diserang di Selat Hormuz oleh kapal-kapal kecil dan helikopter.

Inggris, Jerman, dan Perancis merupakan kekuatan utama Eropa dalam melakukan negosiasi dengan Iran untuk menghentikan program nuklir sesuai kesepakatan 2015 dengan kompensasi pencabutan sanksi ekonomi dan embargo minyak terhadap Iran. Amerika Serikat telah menarik diri dari perjanjian itu dan menjatuhkan serangkaian sanksi yang tujuannya menghalangi penjualan minyak Iran. Hingga kini, Inggris, Jerman dan, Perancis masih berupaya menyelamatkan kesepakatan nuklir dengan Iran tersebut. Akan tetapi, ketegangan di Teluk Persia membuat perjanjian nuklir itu terancam kandas. (CNNI/f)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru