Sabtu, 21 September 2024
Laporan Dari Seoul

Selipkan Candaan, Jokowi Presentasikan Gaya Blusukan ke Pemimpin Asia

- Rabu, 18 Mei 2016 15:23 WIB
334 view
Selipkan Candaan, Jokowi Presentasikan Gaya Blusukan ke Pemimpin Asia
SIB/Seskab/Humas/Anggun
Presiden Jokowi hadiri The 7th ASIAN Leadership Conference di The Shilla Hotel, Seoul, Korea Selatan (17/05).
Seoul (SIB)- Presiden Joko Widodo menyampaikan presentasi di hadapan sejumlah pemimpin dunia pada ajang The 7th Asian Leadership Conference di Seoul, Korea Selatan. Kepada ratusan tamu mancanegara itu, Presiden Jokowi menjelaskan tentang gaya blusukannya sejak memimpin sebagai Wali Kota Solo.
Presentasinya itu berjudul "Blusukan" Leadership Style. Sebelum memulai membahasnya, Presiden mengungkapkan kalau dirinya termasuk fans Korea Selatan mulai dari musik, gadget dan makanan.

"Favorit anak perempuan saya juga. Dia suka artis Korea," kata Jokowi di Dinasty Hall Shilla Hotel, Seoul, Selasa (17/5).

Ia memperlihatkan dirinya, putri perempuannya Kahiyang Ayu bersama Minho, salah satu personel boyband Shinee. Presiden Jokowi  juga memperlihatkan foto saat menonton konser Super Junior.

"Ini anak saya dan saya dengan penyanyi muda Minho dari Shinee. Ini menonton Super Junior," akunya diikuti tepuk tangan meriah.

Presiden kemudian memulai presentasi dan menjelaskan kalau beberapa tahun lalu ketika memimpin Kota Solo, ia percaya kalau kotanya sama  seperti kota Daejon di Korea Selatan.

"Maka saya kerja, kerja, dan kerja," tegasnya.

Dengan menampilkan dokumentasi ketika menjadi Wali Kota Solo, Presiden Jokowi menjelaskan kalau banyak bagian kota yang kotor akibat pedagang liar atau pedagang kaki lima. Relokasi harus dilakukan, namun Jokowi memilih melakukannya dengan gaya blusukan mengunjungi para pedagang.

"Ini masalah, harus relokasi. Hal itu mengundang demonstrasi, banyak yang mengatakan tidak akan selesai. Tapi tetap saya datangi lagi dan lagi," tuturnya.
"44 kali saya datangi ajak makan dan makan malam 24 kali," imbuh Presiden.

Usaha yang dilakukan selama 6 bulan itu membuahkan hasil sehingga lokasi yang tadinya kumuh kini menjadi bersih. Gaya blusukan itu membuat pemerintahan dan masyarakat bisa saling mengerti.

"Sekarang sudah bersih, bisa dinikmati oleh  keluarga dan pasangan. Dengan blusukan dan berbicara langsung dengan masyarakat, saya bisa menemukan hal menarik," ujarnya.

Presentasi berlanjut menceritakan gaya blusukannya ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Presiden mengakui permasalahan yang dialami Ibu Kota Indonesia itu tidak jauh berbeda, oleh sebab itu ia sering berjalan, turun menemui warga. Hal itu dilakukan lagi ketika hendak membebaskan lahan proyek ring road.

"Untuk merelokasi (ring road). Saya datangi 6 kali. Saya ajak makan siang," ungkap Presiden.

"Kami menyebutnya blusukan. Atau dalam bahasa Inggris 'management by walking around'," imbuhnya.

Kemudian Presiden mengatakan gaya kepemimpinannya masih berlanjut ketika menjadi Presiden. Dengan setengah bercanda, Presiden Jokowi mengatakan ada perubahan gaya blusukan yaitu tidak dengan berjalan tapi terbang.

"Saya tidak lagi jalan, tapi terbang," kata Presiden sembari memperlihatkan fotonya naik helikopter.

Ia menjelaskan "terbang" perlu dilakukan karena Indonesia merupakan negara yang besar dengan 2/3 bagiannya adalah perairan dan terdiri dari 17 ribu pulau. Kehidupan pluralisme dijunjung karena terdiri dari berbagai agama.

"Muslim di Indonesia yang terbesar di planet ini. Negara saya terkenal dengan keharmonisan, Bhineka Tunggal Ika," katanya.

Di akhir presentasi, Presiden memberikan makna dari gaya pemerintahan blusukan. Menurutnya dengan berjalan dan saling bersapa dengan masyarakat, maka pemerintah dan warganya bisa jalan bersama.

"Ketika kita berjalan, maka banyak orang akan berjalan bersama. Gamsahabnida (terimakasih)," tutup Presiden.

Acara bertajuk Asia Tomorrow: Innovation 4.0 itu digelar di Dinasty Hall Shilla Hotel, Seoul. Dalam acara tersebut hadir Presiden Korsel Park Geun Hye, Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Iran Maksi Mehebtekat, mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush, dan mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder.
Lantunan Angklung Bengawan Solo

Saat para tamu undangan hadir, Saung Angklung Mang Udjo yang datang dari Jawa Barat bersama Kementerian Kebudayaan Indonesia menghibur dengan orkestra angklungnya. Lagu Bengawan Solo pun dibawakan dengan apik diikuti lagu-lagu lainnya seperti You Raise me Up dan Arirang.

Keunikan alat musik dari bambu itu menarik perhatian tamu dari mancanegara. Beberapa terlihat menyaksikan dengan seksama, ada juga yang memotret atau mengabadikan dengan video.

Kemudian ketika lagu Arirang dimainkan, Presiden Park Geun Hye, Presiden Jokowi, George W Bush, dan Gerhard Schroeder perlahan masuk ke ruangan. Acara pun resmi dibuka.

Pertemuan pemimpin Asia itu diawali sambutan dari Presiden dan CEO Chosun Ilbo selaku penyelenggara, Bang Sang Hoon. Berikutnya Presiden Korea Selatan Park Geun Hye memberikan sambutan dan menjelaskan kalau negaranya siap berinovasi untuk membantu menyelesaikan masalah dunia. (detikcom/f)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru