Sabtu, 21 September 2024

Cerah, Industri Kreatif Genre Religi Etnik di Masa Pandemi

Redaksi - Minggu, 21 Maret 2021 11:14 WIB
468 view
Cerah, Industri Kreatif Genre Religi Etnik di Masa Pandemi
(Foto: SIB/Oki Lenore)
Industri Kreatif: Joan Arinna Ginting mengenakan uis julu, tenunan khas dari Karo bersama Lamhot Sihombing dan notaris Br Sihotang serta br Sitohang, Ny Pdm Parulian Tampubolon SSn - Irma Marpaung di Deli Room HDTI Medan, Sabtu (20/3).
Medan (SIB)
Joan Arinna Ginting menyupor industri kreatif berbasis kearifan lokal. Hasil produksi unit kegiatan tersebut mengandung filosofi leluhur, yang bila didekatkan dengan religi, menjadi sempurna. “Di situlah keunggulan komparatifnya,” ujarnya di jeda pengukuhan kepengurusan GAMKI Medan masa bakti 2021 - 2024, Sabtu (20/3) di Deli Room HDTI Medan.

Ke acara tersebut, istri Nimrot Sihotang tersebut datang berkebaya modern yang padu-padan dengan uis julu dominasi ungu. Perempuan yang mengibarkan bendera The Summit Cafe and Babershop dalam unit usahanya itu memrediksi industri kreatif ke depannya semakin cerah. “Kita semuanya harus mendukung,” ujarnya.

Baginya, mengenakan kain etnik, sebagai bagian dukungan agar publik semakin mengenal dengan muaranya menyukai. Produk etnik, menurutnya, tak kalah istimewa dengan produk impor. Apalagi disesuaikan dengan tema acara yang dihadiri. Cara itu dimaksudkan ikut menggerakkan produksi yang membantu pengerja, khususnya di masa pandemi.

Seperti kegiatan GAMKI yang dominasi biru, Joan Arinna Ginting mengenakan busana dominasi biru tua, mendekati ungu. Senada dengan yang dikenakan artis Lamhot Sihombing.

Jawara nyanyi genre seriosa yang dikegiatan itu bertindak sebagai MC, mengenakan doble dress model blazer dengan warna seirama seperti yang membungkus tubuh Joan. Bedanya pada aksentuasi hiasan.

Lamhot Sihombing dengan degradasi ungu, seperti yang dikenakan Yuni Shara pada acara lamaran Atta Halilintar - Aurel Hermansyah. Busana Joan berwarna lebih tua. “Benar, sama motif dengan blazer yang dipakai Anang Hermansyah,” tegasnya sambil mengurai warna yang dipakainya adalah lambang keagungan.

Di masyarakat Karo, uis memiliki makna khusus. Akan halnya yang dikenakan Joan, uis julu, memiliki makna sebagai penghormatan. (R10)

Sumber
: Hariansib.com edisi cetak
SHARE:
komentar
beritaTerbaru