Medan (SIB)
Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) mengharapkan Natal 2019 menjadi momen bagi rakyat membangun semangat persaudaraan di tengah-tengah perbedaan dan kemajemukan.
"Sesuai dengan tema Natal nasional 'Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang' (Yohanes 15:14-15), kami berharap Natal ini menjadi momen bagi kita semua membangun semangat persaudaraan di tengah-tengah perbedaan dan kemajemukan," kata Sekretaris Umum Moderamen GBKP Pdt Rehpelita Ginting MMin kepada wartawan, Senin (9/12).
Ia mengatakan menjadi sahabat bagi semua orang harus didasari cinta kasih yang kuat sekaligus mau memberi dan berkorban bagi orang lain, bukan yang menuntut dan memaksa orang lain menjadi sama seperti yang diinginkan.
Rehpelita meyakini kedatangan Yesus ke dunia menjadi sama dengan manusia memperlihatkan bagaimana cinta kasihNya kepada manusia yang telah berdosa. Ia tidak menuntut manusia yang berdosa datang kepadaNya, sebab dosa membuat hubungan/relasi dengan Allah dan sesama telah rusak.
Keteladanan Yesus yang mau hidup dengan manusia menjadikan manusia sahabatNya serta mengangkatkan manusia dari status budak dosa menjadi sahabat Yesus menjadi contoh bagaimana manusia hidup menjadi sahabat bagi semua orang.
Dengan semangat tema Natal 2019, Moderamen GBKP optimis Indonesia akan semakin aman, damai dan tenang, sebab manusia semua sebagai sahabat. Menurutnya, pemaksaan kehendak dan anarkisme serta merasa diri paling baik menjadi penghambat untuk dapat menerima orang lain menjadi sahabat.
Dalam persahabatan bukan perbedaan yang ditonjolkan melainkan persamaan agar dapat membangun persaudaraan. Bukan mustahil pergerakan dan kemajuan bangsa di kancah dunia akan semakin hebat dan menentukan jikalau rakyat bersatu membangun NKRI.
Ia menilai sekarang ini tertalu banyak habis energi dan potensi mempersoalkan perbedaan dan mengklaim merasa yang paling baik dan menuntut orang lain menjadi sama dengan dirinya.
"Kita berharap persaudaraan yang telah diperlihatkan Yesus terwujud di tengah-tengah kita sehingga dalam menyambut Natal 25 Desember 2019 dan Tahun Baru 1 Januari 2020 ada sukacita bagi kita semua, karena tidak ada lagi kebencian, permusuhan, kekerasan dan tindakan-tindakan yang merugikan kita semuanya," ucapnya. (M17/t)