Rantauprapat (SIB) -Kabut Asap di Rantauprapat dan seluruh wilayah Kabupaten Labuhanbatu semakin tebal, Selasa dan Rabu (19-20/3). Kabut asap ini tampak jelas terlihat kasat mata mulai pagi hingga malam, sehingga meresahkan masyarakat. Khawatir menimbulkan berbagai macam penyakit.
Sejak kabut asap menyelimuti langit Labuhanbatu, anak-anak sudah mulai batuk-batuk dan sesak napas. Sejumlah penyakit berbahaya akibat terpapar kabut asap, seperti asma, penyakit paru, jantung, iritasi pada mata, hidung, serta menyebabkan sakit kepala dan alergi, serta infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang selama ini banyak menjangkiti anak-anak dan kaum manula.
"Ya, anak-anak sudah batuk-batuk dam sesak napas. Karena anak-anak yang sekolah setiap hari diantar dan dijemput pakai sepedamotor, terpapar kabut asapnya," sebut warga Rantauprapat, Yuni.
Menurut dr Guntur MJ Ginting SpPD MKes di Rantauprapat, beberapa efek akibat kualitas udara yang buruk atau kabut asap, seperti susah bernapas dan bisa berisiko pada kerusakan paru-paru.
"Tingginya konsentrasi asap di udara akan membuat kita sulit bernapas dan dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Hal ini terutama menimpa mereka yang banyak beraktivitas di ruangan terbuka. Menghirup kabut asap ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko infeksi paru-paru terutama pada anak-anak, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta bisa menimbulkan kanker paru-paru," sebut dokter spesialis penyakut dalam RSUD Rantauprapat itu.
Kemudian saat terpapar kabut asap, seseorang dapat mengalami batuk dan iritasi tenggorokan. Umumnya keluhan ini berlangsung selama beberapa jam. Namun, efeknya bagi sistem pernafasan manusia bisa berlangsung lama walau gejala sudah menghilang.
"Penyakit asma dan PPOK berisiko menjadi semakin parah jika menghirup kabut asap. Sebab zat yang terkandung dalam kabut asap bersifat iritatif dan dapat membuat paru-paru meradang," ujarnya.
Kabut asap juga berdampak pada fungsi jantung. Partikel-partikel yang ada dalam kabut asap berisiko menginfiltrasi aliran darah manusia sehingga dapat berakibat buruk bagi jantung. Partikel dalam kabut asap sangat kecil (kurang dari 10 mikrometer). Semakin kecil ukuran partikel, makin besar risiko yang bisa ditimbulkan.
"Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan kabut asap dalam jangka panjang berkaitan erat dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plak pada pembuluh darah. Hal ini diduga berkaitan dengan proses peradangan yang muncul karena paparan partikel di dalam kabut asap," sebutnya.
Akibat buruk dari kabut asap juga menyebabkan iritasi pada mata. Iritasi mata akibat debu dan zat iritatif di dalam kabut asap. Untuk itu, sediakan obat tetes mata dan jangan lupa gunakan kacamata jika bepergian ke luar rumah.
Kabut asap juga berisiko terkena kanker paru-paru. Apabila seseorang terpapar kabut asap dalam jangka panjang, maka orang tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru, sekalipun dia bukan perokok. Karena, kabut asap mengandung banyak partikel penyebab kanker (karsinogen).
Kabut asap juga berdampak pada kulit. Kabut asap dapat merusak kulit dengan cara menimbulkan iritasi dan peradangan pada jaringan kulit. Meningkatkan risiko penuaan dini pada kulit, jerawat, kanker kulit, dan memberatnya gejala eksim dan psoriasis.
"Jadi, efek buruk akibat kabut asap berbeda-beda pada tiap individu. Bayi, anak-anak, dan manula adalah kelompok paling rentan terhadap efek kabut asap. Untuk itu, batasilah kegiatan di luar ruangan ketika musim kabut asap. Jika pun harus beraktivitas di ruang terbuka, usahakan kegiatan yang dilakukan tidak terlalu menguras tenaga. Selain itu, pakailah masker menutup hidung dan mulut," ujarnya. (BR6)