Jakarta (SIB)
Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur (Jaktim), Ali Lubis, mengatakan ada perusakan terhadap sejumlah spanduk Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Selain dirusak, dia mengatakan ada sejumlah spanduk yang hilang.
"Ratusan spanduk Prabowo-Gibran dirusak oleh orang tak dikenal di kawasan Jakarta Timur. Kerusakan tersebut terjadi sudah seminggu ini," kata Ali kepada wartawan, Sabtu (16/12).
Dia mengatakan perusakan spanduk itu terjadi di Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, Kampung Makasar, Cipayung dan daerah lainnya. Ali mengirimkan sejumlah foto terkait spanduk yang dirusak.
"Menurut informasi warga, proses perusakan spanduk dilakukan secara terorganisir dan beraksi di malam hari. Yang aneh, spanduk capres lain di tempat dan lokasi yang sama aman-aman saja," ujar dia.
Terlihat spanduk tersebut robek dan ada yang bolong-bolong. Dia mengatakan perusakan alat peraga kampanye (APK) tersebut sebagai bagian kecurangan dari pemilu.
"Tindakan perusakan spanduk ini adalah tindakan pengecut, menunjukkan tidak keberanian berkontestasi gagasan serta sebagai bentuk bagian dari kecurangan-kecurangan dalam pemilu," kata dia.
Gerindra Jaktim berencana membuat laporan resmi ke Bawaslu Jakarta Timur pada Senin (18/12) .
"Kami harap Bawaslu Jakarta Timur bisa berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menangkap para pelaku," ucap dia.
Bakal Lapor
Terpisah, puluhan baliho kampanye Ganjar-Mahfud disebut hilang saat Mahfud Md akan kampanye ke Banten. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya berencana melaporkan hal itu ke Bawaslu.
"Ya kami juga melaporkan ke Bawaslu agar hal tersebut dapat diperhatikan sebagai bagian dari fungsi pengawasan pemilu yang jurdil," kata Hasto saat ditemui di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12).
Hasto menilai aksi pencopotan baliho itu seperti bentuk kekhawatiran jika Ganjar-Mahfud menang di Pilpres 2024. Dia juga menilai ini sebagai salah satu bentuk intimidasi.
"Ya kalau kita lihat pencopotan baliho Pak Ganjar-Mahfud yang masif ini menunjukkan kekhawatiran dan juga adanya target menang 1 putaran yang coba dipaksakan dengan begitu banyak cara termasuk melakukan intimidasi," ucapnya.
"Ketika mahasiswa, jurnalis, tokoh pro demokrasi diintimidasi maka yang terjadi kekuatan dari rakyat untuk bersama Pak Ganjar-Mahfud," imbuhnya.
Hasto menegaskan aksi pencopotan baliho itu tidak menyurutkan perjuangan pendukung Ganjar-Mahfud.
"Sehingga pencopotan baliho sebagai bagian intimidasi itu tidak akan menyurutkan seluruh langkah perjuangan dari parpol pengusung Ganjar-Mahfud dan relawan semua bergerak dengan rakyat," katanya.
Sebelumnya, Ganjar dalam acara kunjungan ke kantor TKRPP, di Jalan Kerlabumi, Karawang, Jawa Barat, bercerita pada relawan terkait aksi pencopotan balihonya yang terjadi di beberapa wilayah, seperti Bali, Sumatera Utara dan Banten.
"Dari pengalaman saya, baliho Ganjar Mahfud dicopot biasa," kata Ganjar.
"Di Bali dicopot, kemudian saya ke Sumatera Utara eh dicopot waktu itu, kemarin ke Banten Pak Mahfud mau ke sana, dipasang pagi, 2 jam nggak nyampai copot," sambungnya. (Detikcom)