Minggu, 22 Desember 2024
Peringatan “Hari Kemanusiaan Sedunia”

62 Pegiat Kemanusiaan Tewas di Pelbagai Negara, 32 Diculik

Redaksi - Minggu, 20 Agustus 2023 08:59 WIB
213 view
62 Pegiat Kemanusiaan Tewas di Pelbagai Negara, 32 Diculik
(Luthfy Syahban/detikcom)
Ilustrasi perang. 
Jakarta (SIB)
Sepanjang tahun 2023 ini, 62 pegiat kemanusiaan tewas dalam krisis di seluruh dunia, 84 terluka, dan 33 diculik. Menurut data sementara dari tim peneliti Aid Worker Security Database pada Humanitarian Outcomes, jumlah kematian tersebut hampir dua kali lipat dari tahun lalu yang mencapai 116.
"Sudan Selatan menempati peringkat tertinggi dalam hal ketidakamanan selama beberapa tahun berturut-turut," tulis siaran pers UNIC (United Nation Information Center) yang diterima, Sabtu (19/8).
Sebanyak 40 serangan, lanjut rilis tersebut, ditujukan terhadap pegiat kemanusiaan dan 22 kematian dilaporkan pada 10 Agustus. Sudan berada di urutan kedua, dengan 17 serangan terhadap pegiat kemanusiaan dan 19 kematian dilaporkan sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut melampaui jumlah yang tidak terdata sejak puncak konflik Darfur antara tahun 2006 dan 2009.
Korban pekerja kemanusiaan lainnya tercatat di Republik Afrika Tengah, Mali, Somalia, dan Ukraina. Tahun lalu, 444 pegiat kemanusiaan diserang. Tahun sebelumnya, terdapat 460 penyerangan, mengakibatkan 141 kematian.
Untuk diketahui, 19 Desember diperingati sebagai 'Hari Kemanusiaan Sedunia'. Untuk tahun ini juga menandai 20 tahun sejak serangan bom bunuh diri pada 2003 di markas besar PBB di Canal Hotel di Baghdad, Irak. Kala itu 22 staf PBB tewas. Sekitar 150 orang lagi - pegiat kemanusiaan lokal dan internasional yang membantu merekonstruksi Irak - juga terluka pada hari kelam itu.
Toh begitu pegiat kemanusiaan tetap berkomitmen untuk membantu dengan sikap dan tekad #ApapunYangTerjadi (#NoMatterWhat), meskipun risikonya semakin besar. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengingatkan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun dengan jumlah korban pegiat kemanusiaan yang tinggi.
"Tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara rawan bahaya akan tetap ada. Modal sosial kita untuk bekerja sama (gotong royong) adalah kunci untuk lebih meningkatkan ketahanan bangsa terhadap bencana dalam berbagai skala dan besaran, " tulis rilis tersebut.
Konflik sosial, peristiwa cuaca ekstrem, dan risiko iklim terkait lainnya serta dampak residual dari pandemi COVID-19 akan terus membutuhkan pendekatan holistik dan terkoordinasi dari komunitas kemanusiaan, mitra pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas rentan.
Terlepas dari tantangan keamanan dan akses, semua lapisan pegiat kemanusiaan berkampanye tahun ini untuk menyoroti komitmen berkelanjutan mereka untuk memberikan komunitas yang mereka layani, tidak peduli siapa, di mana pun, #NoMatterWhat.
Dalam menghadapi kebutuhan urusan kemanusiaan yang meroket, PBB dan mitranya bertujuan untuk membantu hampir 250 juta orang dalam krisis di seluruh dunia - 10 kali lebih banyak daripada tahun 2003.
Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia menyoroti pentingnya kerjasama multipihak dalam upaya kemanusiaan untuk terus beradaptasi menghadirkan dunia yang lebih baik. Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus 2023 tahun ini diselenggarakan bersama oleh UN OCHA, bekerja sama dengan badan-badan PBB lainnya di Indonesia, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Sosial dengan dukungan pemangku kepentingan pemerintah lainnya, LSM, dan berbagai organisasi lintas agama, dan PT Integrasi Transit Jakarta. (detikcom/d)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru