Minggu, 22 Desember 2024

Guru Besar UI Duga Rusia Ingin Setop Serang Ukraina, tapi Butuh Pihak Ketiga

Redaksi - Jumat, 01 Juli 2022 11:44 WIB
579 view
Guru Besar UI Duga Rusia Ingin Setop Serang Ukraina, tapi Butuh Pihak Ketiga
Foto: Ist/harianSIB.com
Guru Besar Hukum Internasional UI, Prof Hikmahanto Juwana
Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana Jokowi mengunjungi Ukraina dan berlanjut ke Rusia. Kehadiran Jokowi dinilai diinginkan Rusia demi menyelamatkan muka Rusia di mata dunia.

Guru Besar Hukum Internasional UI Prof Hikmahanto Juwana pertama menjelaskan apa yang ingin ditunjukkan Jokowi dengan kunjungan ke Ukraina dan Rusia. Indonesia, menurut Hikmahanto, ingin menunjukkan kepada dunia memiliki peran.

"Indonesia tidak ingin tercatat dalam sejarah ketika memegang jabatan sebagai Presiden G20 tidak berbuat apapun saat perekonomian dunia terdampak, terutama negara berkembang terkait supply chain pangan," kata Hikmahanto kepada wartawan, Rabu (29/6).

Selain itu, Indonesia dinilai ingin menunjukkan turut serta dalam ketertiban dunia sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi. Serta memberikan dampak kepada negara berkembang lainnya.[br]


"Indonesia sebagai negara berkembang memperjuangkan kepentingan negara berkembang yang terdampak perang dengan adanya krisis pangan," ujarnya.

Damai
Sementara itu, Hikmahanto pun menilai besar kemungkinan Rusia dan Ukraina berdamai usai kunjungan Jokowi. Cara Rusia mengakhiri perang di Ukraina, menurut Hikmahanto akan berbeda dengan cara Amerika Serikat di tempat lain.

"Sangat besar probabilitasnya ini karena Rusia sepertinya berkeinginan untuk menghentikan serangan. Namun dia tidak akan menghentikan begitu saja karena tidak mau bernasib sama dengan AS saat keluar dari Afghanistan. Yang banyak pihak mengatakan AS kalah perang," papar Hikmahanto.

"Jadi Rusia membutuhkan pihak ketiga untuk menyelamatkan muka Rusia dengan menjadikan imbauan Indonesia sebagai alasan," imbuhnya.[br]


Munurut Hikmahanto, Rusia sangat ingin kehadiran Indonesia di tengah perang dengan Rusia. Hikmahanto menjabarkan indikasinya, pertama Rusia tetap menerima kehadiran Jokowi. Kedua, Jokowi yang membawa Ibu Negara yang keamanannya terjamin.

"Meski Indonesia telah mengekor AS saat mengutuk serangan Rusia dalam resolusi PBB di awal perang, namun Rusia tetap menerima kehadiran Presiden Jokowi," sebut Hikmahanto.

"Presiden masuk ke Ukraina dengan membawa Ibu Negara. Ini mengindikasikan jaminan keamanan tidak saja diberikan oleh Ukraina tetapi juga Rusia. Harus diingat kunjungan Presiden Jokowi diumumkan, sehingga kalau Rusia tidak ingin menghentikan serangan bisa saja keamanan Presiden dengan Ibu Negara tidak terjamin," imbuhnya. (detikcom/a)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru