Jakarta (SIB)
Stok minyak goreng Rp 14.000 per liter di beberapa ritel kosong. Hal itu dikarenakan masyarakat panic buying alias membelinya secara berlebihan seakan tidak mau melewatkan kesempatan tersebut.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan memohon kepada masyarakat agar tak perlu memborong minyak goreng di minimarket. Pasalnya program ini akan berjalan sampai 6 bulan.
"Nggak usah khawatir, ini berjalan 6 bulan akan terus ada," ujarnya, Jumat (21/1).
Stok minyak goreng Rp 14.000/liter juga dipastikan aman. Jadi masyarakat diminta tidak perlu panic buying agar semua kebagian.
Pemerintah menyiapkan pasokan minyak goreng Rp 14.000/liter bagi masyarakat sebanyak 250 juta liter per bulan.
Kebijakan ini bakal dilakukan selama 6 bulan, maka akan ada 1,5 miliar liter minyak goreng yang disebar.
"Pasokannya normal untuk ritel modern. Kita coba tambah, jangan seperti biasanya, tapi ini masyarakat yang keras, apapun ceritanya kalau masyarakat keras jadi seperti itu," tuturnya.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga sudah mewanti-wanti agar masyarakat tidak perlu panic buying.
Stok minyak goreng dipastikan cukup untuk kebutuhan masyarakat jika dibeli secara normal.
"Saya juga mengimbau masyarakat untuk tidak perlu panic buying atau membeli secara berlebihan. Karena pemerintah sudah menjamin pasokan dan stok minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter pasti dapat mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/1).
SEKELUARGA ANTRI
Pengusaha ritel mengungkap kekosongan minyak goreng terjadi akibat banyak masyarakat memborong dengan modus sekeluarga ikut antre membeli, padahal diimbau satu orang cukup 2 liter.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan jika hal itu terus terjadi, maka diyakini stok minyak goreng sebanyak apapun akan cepat habis.
"Kebetulan tadi tetangga saya 'Alhamdulilah dapat 24 biji minyak goreng,' padahal biasanya beli 1 liter. Ini jadi 48 liter beli yang 2 liter, dapat 24 botol bayangkan kalau seperti itu semua? stock setruk juga aja akan habis kalau seperti itu orang yang antre anaknya 5, pembantunya," katanya, Jumat (21/1).
Solihin menjelaskan, seharusnya dalam keadaan normal stok minyak goreng di minimarket itu cukup untuk 2 minggu. Tetapi kalau masyarakat dalam keadaan panik memang tetap akan habis dengan cepat.
"Dalam keadaan normal stok di minimarket itu cukup untuk dua minggu. Tapi kalau masyarakat nggak karuan seperti ini, stok satu jam juga habis. Pemerintah kan sudah menjamin barangnya ada, kita juga kirim barang kan ada yang per hari dan per dua hari," kelasnya.
Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak panic buying dan meminta tidak mengajak keluarganya ikut mengantre membeli minyak goreng. Hal ini didasari karena pemerintah sudah menjamin ketersediaan stok minyak goreng.
"Masyarakat jangan panik, beli jangan berlebihan, satu orang cukup 2 liter. Jangan menyuruh anaknya atau tetangganya untuk antre semua. Kita minta mohon masyarakat jangan panik Menteri sudah menyatakan tidak akan kehabisan stok," ucapnya.
"Yang membutuhkan banyak, kasihan yang membutuhkan mari kesadarannya masyarakat. Kalau beli untuk untuk dijual lagi itu salah," tutupnya. (detikfinance/a)