Simalungun (SIB) -Bulan suci Ramadan 1440 H membawa berkah. Permintaan kolang-kaling meningkat signifikan, bahkan diekspor dari Raya Kabupaten Simalungun ke Filipina dan Vietnam.
"Sebanyak 18 ton dipasarkan ke Filipina dalam seminggu ini," ujar Reno Karno Saragih, agen pengumpul kolang-kaling di Raya, Senin (13/5).
Selain ke Filipina, katanya, kolang-kaling asal Raya juga memasuki Vietnam. Pemasarannya selalu mencapai target, minimal 18 ton sebulan.
Untuk bisa mencukupi target tersebut, pihak Reno berusaha mengumpulkan kolang-kaling dari berbagai daerah. Basis penghasil kolang-kaling seperti Limag, Tumbukan Dalig, Pangalbuan, Bangun Selamat, Daligraya, Sinaman Labah, Bagaduh, Partuakan dan beberapa daerah lainnya di Kabupaten Simalungun.
"Kita juga berupaya mengumpulkan kolang-kaling dari luar Kabupaten Simalungun bahkan sampai ke Sidikalang-Dairi, Pahae, Tarutung. Dalam seminggu harus bisa dikirimkan 18 ton ke Filipina atau Vietnam lewat pelabuhan Belawan," ujarnya.
Ia mengakui, permintaan pasar selama Ramadan sangat tinggi. Selain ke Filipina dan Vietnam, kolang-kaling Raya juga tembus ke Pasar Induk Keramat Jati Jakarta, Pasar Caringin Bandung, sejumlah pasar di Surabaya dan Bogor.
Menurut Reno, masuknya komoditi kolang-kaling Raya ke Filipina dan Vietnam setelah dijalin kerjasama dengan PT Furnindo Sagala Perkasa yang berkantor pusat di Tanah Tinggi-Jakarta. Kualitas kolang-kaling Raya dinilai bagus sehingga sangat diminati konsumen dari luar daerah.
Terpisah, Kepala Desa (Pangulu) Limag Raya, Kuatman Saragih mengutarakan, bulan suci Ramadan membawa berkah bagi petani dan perajin kolang-kaling. Berpenduduk sekitar 1.000 jiwa, Desa Limag menjadi salah satu incaran para agen pengumpul kolang-kaling.
"Kurang lebih 120 KK (kepala keluarga) di Desa Limag sebagai perajin kolang-kaling. Sementara harga kolang-kaling naik semenjak bulan Ramadan ini, dari kisaran Rp 7 ribu menjadi Rp 9.000 sampai Rp 9.500/Kg," urainya. (S05/d)