Medan (SIB)- Kalangan ibu rumah tangga yang didominasi golongan menengah ke bawah di Kota Medan keluhkan mahalnya harga kebutuhan pokok yang akhir-akhir ini semakin ‘melambung’ tinggi.
“Semua harga kebutuhan pokok saat ini mahal, tidak ada yang murah, sayur bayam yang biasa dijual 1 ikat Rp 1000 saja, kini sudah naik menjadi Rp 2.000, semuanya mahal dan hampir tidak terbeli,†kata Anny br Sinaga salah satu ibu rumah tangga kepada SIB di Pajak Lorong Karto, Medan Perjuangan , Kamis (16/1) pagi.
Dijelaskannya, setiap ia belanja membawa uang Rp 200.000, dengan membeli beras 5 kg, daging ayam potong 1 kg dan sayuran dan buah, uang Rp 200.000 habis, hanya sedikit yang dapat terbeli uang tersebut. Sehingga suami merasa curiga karena uang yang begitu besar hanya dapat membeli sedikit saja untuk keperluan 1 minggu ke depan.
“Sehingga saya stres dengan kenaikan harga kebutuhan pokok yang hampir ‘mencekik’ leher saya. Setiap saya belanja selalau suamiku curiga, padahal harga-harga kebutuhan pokok di pajak memang sudah naik dan tidak terbendung lagi.
Bahkan sebaliknya, suami saya curiga mungkin karena saat ini, suamiku kesulitan mendapat uang sebab tidak ada penumpang karena suamiku bekerja membawa betor,†ujarnya.
Sementara Tika br S ibu rumah tangga juga mengeluh dengan mahalnya harga sejumlah kebutuhan pokok 2014. Pemerintah seharusnya jeli dan turun tangan melihat rakyatnya, dengan menggelar operasi pasar murah dibeberapa tempat.
Karena dengan naiknya harga kebutuhan pokok ini bisa saja ada masyarakat kurang mampu anak-anak mereka tidak sekolah karena tidak dapat membayar uang sekolah.
“Naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok saat ini seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah, jangan hanya mengurus politik yang tidak kunjung selesai.
Pemerintah setempat harus bergerak cepat untuk segera mengatasi dan menstabilkannya kembali. Sehingga beban masyarakat kurang mampu Kota Medan ini dapat segera teratasi,†harapnya.
Memang diakuinya dengan tidak setabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar akan berdampak naiknya harga-hara kebutuhan. Karena itu menjadi pekerjaan pemerintah untuk menstabilkan nilai rupiah sehingga masyarakat lemah tidak terlalu lama menderita dengan situasi ini. (A18/w)