Jakarta (SIB)
Pemerintah sudah menggelontorkan 33.000 ton gula untuk ritel modern di wilayah DKI Jakarta. Namun, stok gula di luar wilayah DKI Jakarta masih langka.
Untuk menangani kelangkaan stok, pemerintah akan menggelontorkan hingga 420.000 ton gula untuk dipasok secara nasional. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan, pasokan tersebut berasal dari Kota Dumai dan juga importasi gula yang dilakukan oleh 3 BUMN.
"Untuk nasional, pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag), kita sudah mengambil kebijakan dari rakortas untuk penyediaan gula dari Dumai 20.000 ton. Kemudian impor oleh BUMN dalam hal ini adalah Perum Bulog, PT Berdikari dan PPI itu 150.000 ton," terang Agung ketika dihubungi, Selasa (24/3).
Selain itu, pemerintah juga mengizinkan pengalihan pemakaian gula rafinasi menjadi gula konsumsi sebanyak 250.000 ton. Namun, pengalihan ini masih membutuhkan izin Badan POM yang sedang diproses.
"Kemudian pengalihan dari rafinasi ke gula konsumsi 250.000 ton. Ini akan dipercepat izin edarnya dari BPOM, kita minta BPOM mempercepat izin edarnya. Mudah-mudahan dalam minggu ini dipercepat izin edarnya," imbuh Agung.
Ia berharap, dengan total pasokan gula untuk nasional sebesar 400.000 ton itu, kebutuhan gula akan terpenuhi hingga Mei 2020.
"Jadi nggak perlu panic buying-lah gula, itu saya rasa cukup. Dan kita mau masuk musim giling di Juni, jadi April-Mei sudah aman," jelas dia.
Seperti diberitakan, Plt Kadisperindag Aceh, Muslem Yacob mengungkapkan, saat ini Sumatera Utara (Sumut) menyetop pasokan gula ke Aceh untuk sementara waktu selama masa pencegahan virus corona. Hal itu menyebabkan kelangkaan stok gula di Aceh. Bahkan, gudang Bulog di aceh tak lagi memiliki stok gula.
"Terkait gula, ini yang agak sedikit mengkhawatirkan karena biasanya pedagang membeli dari Medan. Namun untuk saat ini ada kebijakan yang tidak mengizinkan keluarnya gula dari Sumut. Tapi ada gula yang diperuntukkan untuk Aceh, melalui pengusaha Aceh, sudah tidak ada problem, stoknya masih mencukupi," kata Muslem Yacob dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (24/3).
Lalu, di kawasan Bekasi juga sulit ditemukan stok gula. Terutama di ritel-ritel modern baik supermarket maupun minimarket. Seorang warga Kota Bekasi, Hanila Sulham, mengaku kesulitan mencari gula. Ia pertama kali mencari ke Naga Swalayan di Jati Asih, Bekasi Selatan.
"Kemarin padat. Kalau dibilang belanja bulanan tanggal segini, tapi padatnya nggak wajar. Saya cari gula habis di mana-mana," jelas Hanila, Senin (23/3).
Selain mengunjungi toko tersebut, ia mengaku sudah berkeliling mencari gula sampai ke minimarket waralaba di sekitar Bekasi Barat.
"Saya biasa belanja bulanan di Hari-Hari yang di Bekasi Cyber Park. Tapi pas ke sana gula kosong. Di Alfamart, Indomaret sudah nggak ada juga. Kemarin saya ke Pasar Jati Asih, ya sudah sekalian saja ke Naga Swalayan, eh kosong. Akhirnya beli di warung dekat rumah," imbuh Hanila. (detikFinance/q)