Selasa, 17 September 2024

Harga Wortel di Simalungun Terjun Bebas, Hanya Rp500 per Kilogram

Mey Hendika Girsang - Jumat, 06 September 2024 15:18 WIB
275 view
Harga Wortel di Simalungun Terjun Bebas, Hanya Rp500 per Kilogram
Foto: SNN/Mey Hendika Girsang
TIDAK DIPANEN: Inilah salah satu tanaman wortel di perladangan di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, yang tidak dipanen petani meski sudah layak panen. Foto diambil, Jumat (6/9/2024).
Simalungun (harianSIB.com)

Harga wortel di tingkat petani di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun dan sekitarnya, terjun bebas dari harga Rp3.000-Rp3.500 per kilogram menjadi Rp500 per kilogram.

Rendahnya harga wortel ini membuat sejumlah petani tidak memanen tanaman wortelnya meski sudah layak dipanen. Ada juga petani membiarkan tanaman wortelnya hingga berbunga di ladang karena tidak ada pembelinya.

Baca Juga:

"Keadaan sekarang ini sangat mengerikan, karena harga wortel hanya Rp500 per kilogram. Itu pun jarang pembelinya, sehingga petani sulit memasarkannya," keluh seorang petani Silimakuta, Donal Purba, Jumat (6/9/2024).

Dia menuturkan, harga jual wortel di tingkatan petani saat ini tidak cukup untuk ongkos produksi, mulai dari penanaman, pemupukan hingga perawatan. "Sangat tidak cukup," imbuhnya.

Baca Juga:

Menurut Donal, anjloknya harga wortel dipicu adanya pasokan wortel dari luar daerah. Bahkan, kata dia, ada wortel dari luar negeri seperti China masuk ke Indonesia, sehingga harga wortel lokal anjlok dan sulit dijual.

"Biasanya, meski harga wortel anjlok selalu ada pembelinya. Sekarang ini, sudah harga anjlok, pembelinya pun tidak ada," keluhnya.

Hal itu juga dikatakan petani lain, Lusi Haloho dan Jonli Saragih. Disebut, harga wortel anjlok ditenggarai karena adanya panen raya di luar daerah dan masuknya wortel dari luar Sumatera.

"Begitu informasi kami himpun dari pengepul. Tapi yang pasti, kualitas wortel kami sangat bagus," kata Lusi sembari berharap campur tangan pemerintah untuk menstabilkan harga wortel minimal antara Rp3.000-Rp 4.000 per kilogram agar petani tidak rugi. (**)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
komentar
beritaTerbaru