Jakarta (SIB)- Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar perayaan hari ulang tahunnya yang ke-17. Dalam momen ini, ICW pun menggelar pelatihan yang diberi tajuk Sekolah Antikorupsi (Sakti).
Acara HUT ICW digelar di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jaksel, Selasa (4/8). Sakti ini pun dibuka oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Korupsi mengalami masa-masa menghadapi tantangan yang makin kompleks termasuk pelaku korupsi yang merambah ke generasi muda. ICW dengan sakti ini saya yakin akan sakti juga," ujar Pratikno saat membuka acara.
Menurut Pratikno, dalam gerakan antikorupsi, peran generasi muda sangat diperlukan. Ia menganalogikan tentang gerakan pemuda di Italia melawan mafia pengemplang retribusi.
"Adios Fiso atau haram untuk menerima fiso. Sekelompok anak muda yang akan membuka bisnis restoran tapi harus bayar upeti, dia tidak mau melakukan itu," kata Pratikno.
"Mereka membangun gerakan itu didukung, meski ada korban ang meninggal, gerakan luas yang merambah di Italia. Itu kurang lebih sama, agar kita tidak mau memberikan uang untuk koruptor. Ini harus jadi movement. Nggak cukup cuma individu-individu, tapi harus jadi kultur," sambungnya.
Untuk ICW sendiri, disebut Pratikno lembaga tersebut sangat berperan untuk kemajuan negara. Ini terkait dengan kegiatan pencegahan dan pemberantasan korupsi.
"ICW sudah memberikan banyak kontribusi yang signifikan sejak usianya masih balita dalam pemberantasan anti korupsi. Pemerintah tentu sangat terbantu jika semua pihak terlibat di dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi," jelasnya.
Itu, kata Pratikno, mengingat dengan semakin canggihnya para pelaku korupsi dalam menjalankan aksinya. Untuk itu, seluruh pihak termasuk pegiat antikorupsi disebut Pratikno harus terus menerus mencari cara baru untuk menghadapi tantangan baru tersebut.
"Harus dilakukan secara bersama-sama, bersinergi dan harus terus menerus dilakukan. Semoga Sakti ini bisa menjadi virus yang terus berkembang biak di kalangan anak muda dan dapat melahirkan kegiatan antikorupsi. Semoga ICW pun bisa sukses dan terima kasih atas kontribusinya membangun bangsa ini," tutur Pratikno.
Sementara itu menurut Koordinator ICW Adnan Topan Husodo, Sekolah Antikorupsi kali ini merupakan yang kedua yang telah digelar ICW. Dari banyaknya pendaftar, hanya 20 orang yang berhasil menjadi peserta dengan seleksi yang cukup sulit.
(detikcom/ r)