Medan (SIB)
Ketua Indonesian Minning Institute, Prof Irwandy Arif mengatakan emas satu-satunya komoditas mineral yang tidak mengalami penurunan harga pada situasi pandemi Covid-19.
"Kondisi sektor pertambangan akibat Covid-19, salahsatunya terjadi penurunan harga komoditas mineral dan batu bara, kecuali emas," kata Irwandy pada journalist zoom webinar 1 yang digelar PT Agincourt Resources pengelola Tambang Emas Martabe, Kamis (16/7/2020).
Diskusi virtual bertajuk "Perusahaan Pertambangan dan Energi di Tengah Pandemi : Regulasi Pemerintah, Apa Saja yang Harus Dilakukan Saat Ini dan Masa Depan" yang dibuka Manajer Senior Komunikasi Korporat PT Agincourt Resources (AR), Katarina Siburian Hardono, diikut Senior Manajer Mining PT AR, Rahmat Lubis, dan sekitar 60 pewarta dari berbagai media di Medan dan Jakarta.
Dalam paparannya, Prof Irwandy mengatakan, mulai Januari 2020, pembangunan smelter terhenti yang berakibat pada terhentinya pengiriman peralatan, tenaga kerja dan pencairan dana pembangunan. Operasi pemurnian logam mulia PT Antam di Pulogadung Jakarta, juga terhenti pada 27 Maret-5 April 2020.
"Awal April 2020, belum ada dampak signifikan dari Covid-19. Hampir seluruh kegiatan pertambangan, pengolaham dan pemurnian masih berjalan normal. Penjualan mineral sampai awal April juga masih normal," kata Irwandy.
Pandemi Covid-19, kata Irwandy, juga berdampak pada pembangunan fasilitas pemurnian mineral. Jika pandemi berakhir pada pertengahan 2020, pembangunan fasilitas pemurnian akan tertunda hingga akhir 2022. Dan jika berlangsung hingga akhir 2020, maka tertunda hingga 2023.
Begitu juga dengan investasi pada pembangunan pemurnian mineral. Menurut dia, jika pandemi selesai pada pertengahan tahun, maka investasi pembangunan fasilitas pemurnian diperkirakan hanya terealisasi 50 persen dari rencana 1,9 miliar US Dolar. Apabila pandemi berlanjut hingga akhir tahun 2020, rencana investasi senilai 3,7 US Dolar akan bergeser ke tahun 2021.
Terkait operasi pertambangan mineral khususnya emas dan pemurniaannya menjadi dore bullion, menurut dia, juga masih normal dan belum ada pembatasan. Sementara operasi pemurnian dore bullion menjadi emas di PT Antam, berhenti mulai 27 Maret-5 April 2020 dan beroperasi secara terbatas pada 6 April 2020.
"Akibat tidak beroperasinya LM Antam, seluruh dore bullion tidak dapat dimurnikan menjadi emas 99,99 % au. Sehingga seluruh penambang emas hanya melakukan penjualan stok yang ada," kata Irwandi.
Prof Irwandy juga menekankan protokol kesehatan wajib dilaksanakan dengan baik tanpa celah penularan, agar tetap produktif dan tetap aman beroperasi pada situasi pandemi Covid-19.
Sementara Senior Manajer Mining PT AR, Rahmat Lubis mengatakan, produksi emas PT AR selama pandemi Covid-19 tidak ada masalah. Masalah satu-satunya, kata dia, saat LM PT Antam, tempat dore bullion PT AR dimurnikan tutup pada akhir Maret hingga awal April 2020.
"Produksi tidak ada masalah. Target semester I 2020 (Januari-Juni) masih on target," kata Rahmat.
Rahmat juga mengatakan, selama pandemi berlangsung, PT AR tidak ada melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) meski mereka melakukan lockdown pada pertengahan April 2020 dan merumahkan karyawan yang memroses bebatuan yang tidak ada emasnya.
"Alhamdulillah, saat ini sudah normal seiring pemerintah memberlakukan new normal. Karyawan yang sempat dirumahkan juga sudah bekerja kembali. Martabe secara produksi dan penjualan hingga saat ini tidak ada masalah," pungkas Rahmat. (*)